"Diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan, yang menaruh harapannya pada Tuhan, namun terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri " Yeremia 17:5-8.
Pada saat Israel membawa serta anak-anaknya ke Mesir, anak-anaknya melihat dan mengalami pemeliharaan Tuhan yang luar biasa di tengah-tengah musim paceklik yang dialami oleh bangsa-bangsa di sekitar Mesir. Namun apabila kita mau melihat dengan jeli dalam kehidupan yang diselamatkan dan diberkati, terdapat dua cara pandang yang berbeda di antara anak-anak Isarel. Cara pandang seseorang memperlihatkan kepercayaan seseorang. Hal tersebut dapat dilihat pada saat anak-anak Israel mengalami masa-masa ketidak pastian akan masa depan mereka setelah ayah mereka meninggal. Apa yang dipikirkan oleh mereka telah menunjukkan kepercayaan mereka.
Lihatlah peristiwa pada saat mereka kembali dari Kanaan setelah mengubur ayah mereka yang meninggal. Kejadian 50:15-17 mencatat percakapan mereka yang menunjukkan kekuatiran akan masa depan mereka. Setelah menyuruh orang untuk menyampaikan pesan, merekapun datang sujud kepada Yusuf (ayat 18) untuk menjadi budak agar dapat tetap menjalani kehidupan di Mesir. Percakapan dan tindakan mereka telah menunjukkan bahwa mereka telah mengandalkan pengaruh ayah mereka atas Yusuf dan mengandalkan Yusuf untuk kelanjutan hidup mereka.
Bandingkanlah cara pandang dan sikap Yusuf tentang kehidupan dan masa depannya dengan apa yang terjadi pada saudara-saudaranya. Respon Yusuf terhadap tindakan saudara-saudaranya menunjukkan bahwa ia melihat kehidupan dan masa depan dengan iman kepada Allah yang memiliki rancangan yang baik bagi masa depan umatNya (ayat 19-20). Ia tidak menjadi sakit hati karena ia memiliki cara pandang dan tindakan yang benar. "Aku inikah pengganti Allah?" demikian Yusuf menjawab mereka. Ia menyadari bahwa ia bukanlah Allah, tidak dapat menentukan apa-apa bagi masa depannya sendiri maupun keluarganya. Ia menyadari dan percaya bahwa Allah adalah Allah yang merancang kebaikan bagi umatNya, memelihara hidup suatu bangsa yang besar. Ia sangat percaya kepada janji Allah. Karena ia memiliki iman dan pengharapan di dalam Allah, ia menghiburkan dan menenangkan hati saudara-saudaranya dengan perkataannya. Bahkan, menjelang kematiannya, Yusuf tetap menguatkan iman saudara-saudaranya, dengan penegasan bahwa ... "tentu Allah akan memperhatikan kamu dan membawa kamu keluar dari negri ini, ke negri yang telah dijanjikanNya kepada Abraham, Ishak dan Yakub!" (ayat 24). Perjalanan kehidupan Yusuf hingga kematiannya telah menunjukkan bahwa orang yang mengandalkan Tuhan memiliki dan menikmati kehidupan yang diberkati; "... seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air dan tidak mengalami panas terik, daunnya tetap hijau dan tidak kuatir akan musim kering namun terus menerus menghasilkan buah" (Yeremia 16:8). Apa yang menjadi kerinduannya tetap dipedulikan oleh Allah. Saat Allah membawa umat ini keluar dari Mesir, Musa membawa tulang-tulang Yusuf keluar dari Mesir menuju tanah perjanjian (Kel. 13:19).
Namun, apa yang terjadi dengan saudara-saudaranya? Janji Tuhan tidak pernah berubah!
Kisah dalam kitab Kejadian tidak berakhir pada fasal 50 kitab tersebut. Kisah perjalanan kehidupan anak-anak Israel berlanjut dalam kitab Keluaran. Allah terus memberkati mereka dengan sangat berlimpah, mereka bertambah banyak hingga memenuhi Mesir. Namun, keadaan makmur hanya dihadapi dengan sikap take it for granted oleh mereka. Saat hidup mereka tertindas dan mengalami kepahitan, bahkan harus kehilangan setiap anak lelaki mereka, Allah tetap memelihara bangsa ini. Pengalaman berikutnya, perjalanan hidup mereka selama di Mesir hingga perjalanan keluar dari Mesir, mengajar mereka untuk beriman dan mengandalkan Allah. Israel diajak untuk tidak mengandalkan diri mereka sendiri, agar dapat meninggalkan semak bulus di padang belantara dan mulai mengalami keadaan baik, dapat meninggalkan tanah angus di padang gurun dan meninggalkan tanah asin yang tidak berpenduduk (Yer.17:5-6).
Israel yang terbiasa mengandalkan kepandaian manusia, kekuatan kuda, harus belajar untuk percaya dan mengandalkan Tuhan dan tidak menjauhkan diri dari Tuhan.
Prinsip inipun berlaku bagi semua orang percaya. Siapapun yang menyebut dirinya sebagai orang percaya, harus percaya dan mengandalkan Tuhan, dan tidak menjauhkan diri dari Tuhan.
Bagaimana dengan saya dan anda?
Saturday, September 8, 2007
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
3 comments:
Shallom. kalau di lihat dari Alkitab, mungkin yang dimaksud adalah Yeremia 17:5-8, Bukan Yeremia 16. Mohon koreksi. Tapi sy tetap bersyukur atas talenta yang Roh Kudus curahkan atas ulasan ini. Tetaplah berkarya. Tuhan itu baik, bawahsanya kasih setiaNya untuk selama-lamanya. Amin ! Gbu all
Shallom. kalau di lihat dari Alkitab, mungkin yang dimaksud adalah Yeremia 17:5-8, Bukan Yeremia 16. Mohon koreksi. Tapi sy tetap bersyukur atas talenta yang Roh Kudus curahkan atas ulasan ini. Tetaplah berkarya. Tuhan itu baik, bawahsanya kasih setiaNya untuk selama-lamanya. Amin ! Gbu all
Kepada Ign. Sutarno; makasih yah untuk koreksinya.Tuhan Yesus memberkati!
Post a Comment