Monday, September 10, 2007

Apa yang Membuat kita berbeda?

"Jika Engkau sendiri tidak membimbing kami, janganlah suruh kami berangkat dari sini. Darimanakah gerangan akan diketahui, bahwa aku telah mendapat kasih karunia di hadapanMu, yakni aku dan umat-Mu ini? Bukankah karena Engkau berjalan bersama-sama dengan kami, sehingga kami, aku dan umat-Mu ini, dibedakan dari segala bangsa yang ada di muka bumi ini?" (Keluaran 33:15-16)

Menjalani kehidupan sehari-hari tanpa penyertaan Tuhan, maka perjalanan kehidupan kita sebagai umat Tuhan akan sama saja dengan kehidupan yang dijalani oleh orang pada umumnya. Tuhan menciptakan hujan dan panas untuk dialami oleh semua orang di muka bumi ini, termasuk orang percaya. Tuhan mengijinkan semua orang yang hidup di muka bumi ini mengalami masalah dalam kehidupan, termasuk orang percaya. Lalu apa yang membuat orang percaya menjadi berbeda dalam menjalani kehidupannya?

Melaksanakan kepemimpinan tanpa pimpinan Tuhan, maka kepemimpinan kita akan sama saja dengan kepemimpinan para pemimpin dunia pada umumnya. Bahkan, ada banyak pemimpin yang baik di dunia ini. Apa yang membuat kita menjadi pemimpin yang berbeda? Tantangan dan masalah dalam kepemimpinan dihadapi oleh semua orang yang menyebut dirinya sebagai pemimpin di dunia ini. Tantangan dan masalah-masalah kepemimpinan, bahkan terkadang lebih pelik dari yang dihadapi oleh para pemimpin dunia ini, dihadapi oleh para pemimpin Kristen. Apa yang membuat para pemimpin Kristen menjadi berbeda dari pemimpin dunia ini?

Pernyataan Musa bukanlah lip service atau sekedar pernyataan bibir manis sebagai pemanis khotbah di hadapan publik, tetapi pernyataan yang dikatakan langsung kepada Tuhan dalam kegentaran dan takut akan Tuhan. Pernyataan tersebut bukan sekedar pengetahuan dan pengakuan belaka, namun keluar dari pengalaman berjalan bersama dengan Tuhan. Pengalaman berjalan bersama Tuhan seharusnya menjadi pengalaman pengenalan akan Tuhan. Pengenalan akan Tuhan membawa umat dan pemimpin menjadi secure dalam perjalanan kehidupan dan kepemimpinan mereka. Betapa tidak pengalaman berjalan bersama Tuhan tidak hanya dialami oleh umat atau pemimpin yang dipilihNya, namun dialami oleh Tuhan sebagai pribadi. Tuhan begitu mengenal Musa karena Musa begitu terbuka dan tulus di hadapan Tuhan (Keluaran 33:17), bukan semata-mata mengenal karena kemaha-tahuan Tuhan namun dari pengalaman berjalan bersama Musa. Hubungan sudah terjalin, rasa saling percaya telah tercipta. Musa sadar bahwa dari situlah sumber dan arah dari kepemimpinannya berasal. Kel. 33:11-14 memperlihatkan bahwa Tuhan berbicara kepada Musa seperti layaknya berbicara kepada seorang teman. Pada waktu itulah jaminan penyertaan Tuhan diberikan. Musa tidak perlu mengandalkan siapapun dalam timnya, namun Tuhan sendiri yang akan membimbing dan memberi ketentraman kepadanya. Tuhan berkata kepada Musa, " Juga hal yang telah kau katakan ini akan Kulakukan, karena engkau telah mendapat kasih karunia di hadapan-Ku dan Aku mengenal engkau." Lagi, kisah ini memperlihatkan betapa dekatnya hubungan Musa dengan Tuhan, hingga Tuhan "mencari cara" untuk memperlihatkan kemuliaanNya kepada Musa (ayat 18-23). Musa memimpin bukan dengan rasa Percaya Diri nya karena ia adalah seorang yang berkharisma dan diurapi, namun ia menjadi percaya bahwa ia mampu memimpin karena Tuhan yang menyertainya, yang mengenali dia dalam semua kekurangannya.

Musa mengetahui bahwa yang membuat dia dan umat Tuhan menjadi berbeda dari segala bangsa yang ada di muka bumi ini adalah penyertaan dan pimpinan Tuhan dalam perjalanan kehidupan dan pelayanan mereka (Keluaran 33:15-16). Musa telah tiba pada kesadaran bahwa ia bisa saja memimpin umat yang dipercayakan kepadanya, namun ia tidak mau berjalan tanpa Tuhan sendiri yang membimbingnya. Pernyataan hatinya kepada Tuhan menunjukkan bahwa Musa telah menyadari bahwa direction in life or leadership comes from the relationship with God. Musa berkata, "Maka sekarang, jika aku kiranya mendapat kasih karunia di hadapan-Mu, beritahukanlah kiranya jalan-Mu kepadaku, sehingga aku mengenal Engkau, supaya aku tetap mendapat kasih karunia di hadapan-Mu. Ingatlah, bahwa bangsa ini umat-Mu" (ayat 13).

Kalau sama saja dengan yang lain, buat apa?

No comments: